Senin, 29 Agustus 2011

Siapakah Panutan ?

Barusan saja saya mendengarkan sidang isbat di salah satu siaran televisi Indonesia. Saya menemukan beberapa keganjilan disitu. Kenapa perayaan hari raya Idul Fitri bisa berbeda? Padahal kita tahu bahwa yang merayakan hari tersebut ada di seluruh dunia. Yang jadi pertanyaan saya adalah, apakah di negara lain juga terjadi perdebatan seperti itu?



Setahu saya, waktu saya masih duduk di bangku SD, tidak pernah ada perdebatan mengenai kapan 1 Syawal. Apabila di kalender sudah tertera tanggalnya maka pada tanggal itulah dilaksanakannya hari raya Idul Fitri. Saya mulai menyadari keanehan ini ketika saya berada pada bangku SMA yang notabene pada saat itu saya aktif di ROHIS.


Tapi, kenapa sekarang menjadi seperti ini? Berada dimanakah letak kesalahannya? Atau tidak ada yang salah karena "mereka" saling menutup-nutupi? Mungkin karena sudah semakin banyak orang pintar di negeri ini dan mungkin mereka menganggap bahwa diri merekalah yang paling benar. Kalau begitu, lantas siapa yang pantas dijadikan panutan bagi rakyat negeri ini?


Apalagi yang saya tahu, setiap kali mengadakan sidang pasti selalu ada anggaran dana yang notabene itu juga tidak sedikit. Kalau tiap tahun begini terus berarti selalu ada ana yang keluar? Semoga saja anggaran dana tersebut benar-benar berguna bagi rakyat negeri ini karena yang digunakan itu juga pasti uang rakyat. Jangan sampai, bahkan yang namanya hari raya pun digunakan untuk mencari "keuntungan".


Apapun itu, tetaplah berada di jalan-Nya. Apa yang kita yakini benar dan sesuai dengan aturan-Nya maka itulah yang harus kita lakukan.


2 komentar:

Syarifain mengatakan...

semuanya benar.
yang tidak benar adalah yang saling menyalahkan.
namun yang perlu dikaji adalah penyatuan petinggi-petinggi agamanya. bagaimana menyatukan pemuka agama agar bisa bersatu sehingga saya sebagai orang awam juga tidak ikut-ikutan bingung (meskipun sebenarnya tidak bingung).

A Ricko Maulidar mengatakan...

kan permasalahannya terletak pada persepsi

Posting Komentar