Kamis, 27 Mei 2010

"The Alimers"

" Hai segenap umat manusia, kalian kuciptakan sebagai laki-laki dan perempuan dan kujadikan berbagai suku dan berbangsa-bangsa untuk saling berbudi luhur (tidak bermusuhan). Sesungguhnya yang paling mulia dan tertinggi martabatnya di sisi ku adalah orang yang berbudi luhur dan paling banyak jasanya"

( QS. Al Hujurat, 13 )

Seperti dijelaskan oleh ayat diatas, kita memang diciptakan dalam berbagai macam suku dan bangsa. Begitu juga dengan sifat, kita diciptakan dengan sifat yang berbeda - beda supaya terjadi keseimbangan dan harmoni dalam hidup.

Sebagaimana terjadi di dalam dunia matematika, hal ini tentu saja ada. Ada yang sangat rajin, ada juga yang sangat malas. Tapi bukan itu yang ingin saya sorot.

Sebuah rasa hormat kepada para mahasiswa yang ingin menjaga kesuciannya. Banyak pandangan yang tertuju kepada mereka. Pandangan negatif maupun positif. Tak jarang dari kita justru "mengejek" penampilan mereka.

Tapi, coba lihat kedalam diri kita sendiri. Apakah kita mampu menjaga iman kita seperti mereka yang selalu ingat kepada-Nya? Introspeksi diri kita terlebih dahulu sebelum kita mengatai orang lain. Dengan sepenuh hati mereka ingin menjaga kesucian mereka dan selalu menjadi pribadi yang selalu diperhatikan oleh Allah SWT, Sang Pencipta.

Tulisan ini saya persembahkan untuk mereka yang selalu berjuang di jalan-Nya dan juga untuk orang-orang yang selalu memberi pandangan hina kepada mereka supaya kelak orang-orang itu mampu kembali menuju jalan yang di ridhoi oleh Allah SWT. Lanjut . . .

Hilangnya Sang Pakdhe


Winta A. Wardhana


Begitulah nama yang tertulis di lembar absen setiap mata kuliah matematika 2008. Seseorang dengan perawakan tinggi, berkacamata, bermuka tua dan dengan khas rambut gondrong. Awal aku bertemu, aku kira dia adalah angkatan jauh diatasku. Ternyata dugaanku gak salah juga. Dia memang mahasiswa matematika angkatan 2008, tapi sebelumnya dia adalah mahasiswa program studi ( prodi ) Komputer dan Sistem Informasi ( Komsi ) angkatan 2007.

Mulai akrab sewaktu acara malam keakraban ( makrab) yang bernama sign ini as mathematicians ( Sigma ). Menjadi kenal hanya gara - gara sama - sama memiliki pertanyaan - pertanyaan bodoh yang bahkan sangat tidak masuk akal.

Di semester 1 dan 2, masih sering terlihat gerak tingkahnya. Bahkan, dia masih menjadi panitia makrab yang bernama nuansa malam keakraban matematika (numerik). Entah bagaimana ceritanya, Ayick yang pertama kali memanggil pria yang akrab diundang Dhana ini dipanggil Pakdhe.

Dia adalah salah satu atlet billiard dari matematika angkatan 2008. Selain itu, dia juga seorang kiper dan pemain badminton. Banyak sekali keahlian yang dia miliki.

Hingga pada akhirnya awal semester 4, diketahui bahwa namanya tidak tercantum pada daftar mahasiswa matematika yang mendaftar ulang. Menurut kabar dari Ayick, ayahnya sedang sakit jadi dia harus menjalankan bisnis keluarganya.

Aku harap, dia bisa kembali lagi ke lingkungan matematika.
Lanjut . . .

Tersisihnya 3 Orang



Dunia Matematika begitu adanya.


Beragam jenis sifat dan kelakuan dari anak matematika. Penuh misteri dan ada juga yang sangat mudah ditebak ruang lingkup geraknya. Sesaat datang dan pergi. Seolah hidup mereka monoton.

Yah,memang sepertinya nama besar Universitas Gadjah Mada ( UGM ) begitu memikat di kalangan siswa yang hendak lulus SMA dan merupakan salah satu pilihan bagi mereka yang ingin melanjutkan pendidikan mereka. Mungkin merupakan sebuah kebangaan tersendiri ketika mereka menjadi mahasiswa dengan menyandang nama besar UGM.

Ini mungkin terjadi juga di kalangan mahasiswa matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( FMIPA ). Ketika awal perkuliahan, pasti tak sedikit dari mereka yang merasa bangga dirinya bisa diterima di UGM ini. Seolah masa depan cerah, banyak yang berlomba - lomba untuk menjadi yang terbaik. Seolah kehidupan sosial tak penting bagi mereka yang ingin mendapatkan Indeks Prestasi ( IP) tertinggi di angkatannya, bahkan hingga lulus nanti.

Awal aku masuk, aku bertemu dengan trio orang cerdas menurut versiku. Mereka adalah Mathias Mahendra, Zainuddin Nafarin, dan Putra Andika Hermen. Ini terlihat dari bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahan (soal) yang ada di awal kuliah. Pada waktu itu, aku masih belum mendapatkan feel di dunia perkuliahan.

Sedikit mengejutkan saja, di akhir semester satu IP kami pun akhirnya muncul. Sesuai dugaan, Andika mendapatkan IP 3,26. Zai dan Hendra? Saya kurang tahu juga bagaimana dengan mereka tapi menurut kabar IP mereka tak sebagus Andika.

Diawal semester dua, ternyata Zai dan Hendra sudah terlihat jarang masuk kuliah. Terdengar berita angin bahwa mereka berdua mau pindah jurusan. Waktu Ujian Tengah Semester ( UTS ) semester dua, mereka berdua masih terlihat mengikuti ujian.

Ternyata kabar itu benar. Zai mau pindah ke Ilmu Komputer ( Ilkom ) karena memang dulu waktu di awal pilihan pertamanya adalah Ilkom. Hendra ternyata menjatuhkan tujuannya ke Fakultas Ekonomi. Memang sudah terlihat diawal jika dia seorang businessman.

Akhirnya mereka berdua telah resmi menjadi mahasiswa angkatan 2009 di tempat yang mereka inginkan. Berkurang dua sudah penghuni matematika 2008.

Jumlah mahasiswa matematika 2008 yang berjumlah 58 orang kini sudah tereduksi menjadi 55 orang. Loh??? Ternyata Hairul Rozy juga pindah. Hanya ada kabar bahwa dia kembali ke kampung halamannya, tapi tak ada yang tahu alasannya.

Apakah UGM benar - benar "sebesar" namanya?

Entahlah, yang penting mereka tetap bagian dari Matematika 2008 UGM. Semoga saja mereka masih menyimpan jaket kebanggaan itu. Jaket yang memiliki lambang angka "18808".
Lanjut . . .

Rabu, 26 Mei 2010

Fenomena Matematika


Awal aku memasuki dunia perkuliahan ( terutama matematika ) aku merasa bahwa hidupku akan menjadi sangat membosankan. aku memiliki sebuah paradigma bahwa rekan - rekanku yang akan menemani aku hingga lulus nanti adalah kutu buku sejati. Aku sudah menyiapkan beribu rencana untuk mengubah diriku untuk menjadi seorang Ricko yang membosankan. Aku sudah siap dengan segala konsekuensi yang mengharuskan membuang semua hobi eksentrikku dan berubah untuk menjadi sang penikmat teorema. Sudah terngiang di benakku bahwa dunia perkuliahan lebih mengekang kita dari dunia kebebasan seperti yang sudah aku alami di masa lalu.

Awal kuliah, aku masih sangat menutup diri untuk mengenal dunia persekitaranku. Dan yang aku dapatkan adalah mereka benar - benar tukang belajar!!! Entah hanya pandangan awal, sedang rajin kuliah, atau memang seperti itu aku juga tak mengerti.

Orang yang aku kenal waktu itu adalah Sandi Setiawan, Agus Fajar Nugroho dan juga Hairul Rozy karena mereka sudah satu kelompok ospek denganku. Yah, mereka juga waktu itu tak jauh beda dengan seperti yang kuharapkan. Lama kelamaan aku juga semakin mengenal dunia kelas dan kakak angkatan. Perlahan tapi pasti cuy..hehe

Setelah aku menjalani sekitar setengah semester, semua menjadi terasa berbalik dengan praduga awalku. Dimulai ketika aku mengenal sosok Arief Wahyu Kurniawan. Sosok seseorang yang telah merubah paradigma tentang dunia perkuliahan anak Matematika. Dia telah membawaku kembali ke dunia kebebasan yang bahkan jauh lebih bebas dari sebelumnya.

Setelah berjalan satu semester aku benar - benar merasa hidup karena semua tidak seperti yang kubayangkan. Mulai dari angkatan atas hingga angkatanku ternyata banyak yang jauh lebih parah...hehe

Tapi itu tidak berarti semuanya bebas. Tetap saja ada yang menjadi penyeimbang alam matematika. Sedikit ironis saja, mereka sebagian besar hanya dimanfaatkan oleh orang - orang bebas. Sedikit menyedihkan tapi itulah hal yang sering terjadi.

Ini hanya sekedar coretan sebagian kisah yang saya alami. Akan ada cerita lanjutan penggalan alur hidupku yang lain.
Lanjut . . .

Selasa, 25 Mei 2010

Lembaran Kawan Sejati

kegundahan dalam hidup ini sirna
ketika kumelihat dirimu hadir
meskipun bukan materi yang kau beri
kepuasan batin yang kumiliki tersedia karenamu
selalu kumerasa tak ada arti
tapi kau berikan makna hidup padaku
kau selalu tegaskan bahwa semua itu indah
begitu juga bila kita satu
terimakasihku untuk dirimu yang tak pedulikan siapa aku
yang kau tahu aku orang yang berarti untukmu
seorang sahabat tak tergantikan Lanjut . . .

Lantunan Penyair Roman

karena dirimu aku bisa kuat
karena dirimu aku juga lemah
karena dirimu aku pun bisa
karena dirimu aku tak berdaya
karena dirimu buatku berarti
karena dirimu bisa rendahkanku
karena dirimu semua terasa indah
karena dirimu juga suramkanku
karena dirimu semua menjadi cerah
karena dirimu butakan hidupku
karena dirimu tuntun jiwaku
karena dirimu sesatkan arah
karena dirimu ku setia
karena dirimu ku khilaf
karena dirimu ku hidup
karena dirimu ku memilih mati Lanjut . . .

Diam

Serasa diri terdiam tak bernyawa
Mencari celah kehidupan
Diantara kelamnya dunia
Kemarin tak bisa hidup
Hari ini tak mau hidup
Esok tak pernah hidup
Melangkah diri menembus dinginnya ego
Tertatih meratap keadaan
Menyadarkanku akhirnya
Bahwa ini bukan akhir segalanya
Akan terus mencoba
Untuk membuat semua itu adalah awal Lanjut . . .

Anugerah Yang Tertunda

Kehampaan emosi dalam mengendalikan hati
Nurani berteriak tapi tak ada tanggapan
Memahami sesuatu yang bahkan tak dapat dijelaskan secara logika
Berlari aku menembus gelapnya malam
Malam kerinduan akan hadirnya peri kecil
Peri yang bisa berikanku satu petunjukNya
Menghiasi indahnya tidurku
Aku terbaring
Tak lemah
Tapi ku tak bisa berbuat apa-apa
Sendiri aku menantikannya
Harapan kosong pelindung jiwa
Sebuah anugerah yang akan kutemukan
Setelah aku mengerti dan memahaminya Lanjut . . .

Seruan Nurani

Ketika matahari cinta sudah mulai terbit
Kembali cerahkan nuraniku
Aku merasakan sedikit hembusan emosi hati
Ego pun berbicara padaku
Tersirat satu ucapan janji suci
Dimana aku kembali merasa hidup
Kekosongan ini sudah terasa penuh
Dia hadir tuk temani aku
Semakin aku berpikir
Semakin sadar pula aku
Bahwa hidup tak harus selalu dengan dia
Teriam kasih sudah datang
Sang impian tak terwujud Lanjut . . .

Episode Kehidupan

kehidupan seorang manusia
yang penuh akan kebahgiaan
meskipun hampa ruang jiwanya akan cinta
tetap tegar dia berdiri
masih mampu dia berlari
untuk mengejar mimpi-mimpinya
untuk hidup bahagia selamanya
bersamanya.. Lanjut . . .

Hilang

Aku berjalan melintasi
Dimensi ruang dan waktu
Diterpa hembusan angin dan ombak
Yang selalu goyahkan
Kehidupanku yang tak kekal ini
Tak jarang pula ada badai yang menerpa
Jalanan hidup yang tak tentu arah ini
Selalu ada banyak jalan di drama dunia ini
Penuh liku dan jalan terjal
kadang sandiwara itu membuatku tertawa
Membuatku selalu berpikir untuk menikmati kenyataan ini
Kadang suka kadang duka
Mewarnai prolog kejadian umat manusia
Yang semua orang tahu
Bahwa tak ada yang abadi
Begitu pula,
Sesuatu yang bernama cinta
Karena cinta akan berakhir bersamaan dengan hidup ini Lanjut . . .

Jumat, 21 Mei 2010

Tangisan Seorang Perempuan

Begitu sering mendengar berbagai perkataan bahwa perempuan lebih lemah daripada laki - laki. Entah hanya anggapan atau kenyataan, pernyataan seperti itu sudah bukan hal yang asing lagi. Saya juga tidak begitu mengerti mengapa banyak yang beranggapan seperti itu. Dipandang dari sudut fisik atau perasaan, saya juga tak begitu mengerti.

Secara fisik, gak semua perempuan itu lebih kecil dari pria. Tapi, banyak sekali yang mengatakan bahwa wanita itu lemah karena mereka lebih mudah menangis. Apakah itu yang dimaksud kelemahan wanita?

Bagi kalangan pria, tangisan mungkin merupakan hal yang memalukan. Tapi, yang namanya manusia pasti memiliki titik klimaks perasaan hingga air mata pun tak mampu lagi untuk dibendung. Namun, bisa dikatakan bahwa kaum pria bisa menyembunyikan perasaan mereka.

Bagaimana dengan kaum perempuan?

Tak jarang kita lebih sering melihat perempuan menangis. Ini adalah luapan emosi dan suatu ekspresi setiap perempuan dalam menghadapi ribuan masalah yang menimpanya. Namun tak jarang pula kita selalu mengatakan bahwa tangisan itu merupakan kelemahan bagi kaum hawa.

Yang harus kita ketahui, sesungguhnya perempuan itu sangat kuat. Tangisan itu bukan tanda kelemahan, melainkan suatu kekuatan yang hanya dimiliki oleh seorang perempuan. Ketika mereka menangis, mereka telah mengeluarkan semua peluh sehingga beban mereka berkurang dan selalu mencoba untuk terus bangkit. Meskipun rasa sakit itu tetap ada, mereka tidak peduli dan terus saja melanjutkan apa yang menurutnya baik bagi kehidupan yang menjadi tanggung jawabnya. Berbeda dengan pria, yang selalu menyembunyikan kelemahannya. Seorang perempuan tak pernah ragu untuk mengutarakan apa yang dirasakannya sehingga mereka tetap tegar dalam menghadapi setiap masalah hidupnya.

Janganlah kita rendahkan harga diri wanita, secara hakikat mereka sama dengan kaum pria. Kita asemua memiliki kekuatan masing - masing yang benar - benar membuat kita bisa saling tegar meskipun tak beririsan.

Karya ini kupersembahkan untuk seorang perempuan yang tak pernah lelah membuatku tetap berjuang dalam menghadapi dunia ini meskipun akupun sama sekali tak pernah meminta untuk menghembuskan nafasku, untuk ibuku tercinta.


Lanjut . . .

Rabu, 19 Mei 2010

Kuda Arab

Ini adalah sebuah kisah dari seseorang yang baru pulang dari ibadah haji. Alkisah, pak haji ini membawa oleh - oleh dari tanah suci berupa seekor kuda.

Suatu hari pak haji ini memamerkan kuda barunya itu. Seluruh tetangganya bahkan penduduk dari desa sebelah pun diundang untuk menghadiri upacara inagurasi kuda barunya itu. Akhirnya dibawanya mereka ke daerah bukit di sekitar rumahnya.

Pak Haji : Assalamu'alaikum saudara - saudaraku sekalian. Ini adalah kuda yang baru saja saya beli dari Mekkah.

Semua penduduk hanya terdiam saja.

Pak Haji : meskipun kelihatan seperti kuda biasa tapi kuda sangat istimewa dan hanya ada 1 di muka bumi ini. Kuda ini akan berlari ketika saya mengucapkan Alhamdulillah.

Pak haji mulai memperagakan keeksotisan kudanya.

Pak Haji : Oke, akan saya tunjukkan keahlian khusus dari kuda ini. Alhamdulillah.

Dan benar saja, kuda itu pun berlari.

Pak Haji : Bismillah.

Kuda pun benar - benar berhenti.

Pak Haji : Bagaimana?? Saya tidak bohong kan. Alhamdulillah.

Seluruh penonton mulai bertepuk tangan sembari pak haji mulai memacu kudanya lagi. Diucapkannya Alhamdulillah hingga berkali - kali sehingga kudanya berlari dengan kencang. Karena pak haji masih terlena oleh kahlian dari si kuda, dia tidak sadar kalau di depannya ada jurang. Serempak para penonton langsung berteriak memperingatkan pak haji. Untungnya pak haji langsung sadar dan langsung mengucapkan bismillah. Akhirnya kuda itu berhenti tepat di mulut jurang.

Begitu berhenti, pak haji langsung meneluskan tangannya ke dada ambil mengucapkan "Alhamdulillah". Alhasil, melajulah si kuda bersama sang penumpang (pak haji) ke . . . (silahkan lanjutkan sendiri, saya aja nggak tega ngomongya . . . hehe) Lanjut . . .

Selasa, 18 Mei 2010

Scientist vs Socialist

Bicara tentang ilmuwan dan kaum sosial, tentu saja mereka memiliki banyak perbedaan. Tapi disini, saya hanya akan membahas ilmuwan dan sosialis yang bisa dikatakan lumayan jenius.

Secara fakta, tak ada yang bisa mengalahkan pengetahuan teori dari sang ilmuwan. Kaum sosialis pun belum tentu ada yang tahu tentang teorema matematika ataupun laju reaksi dari suatu senyawa kimia. Tapi, apakah ada yang tahu kalau ternyata kaum sosialis lebih cerdas daripada para ilmuwan tersebut???

Yah, sudah bukan suatu rahasia lagi. Mereka (Socialist) lebih memiliki sifat saling peduli karena mereka bisa memahami sifat manusia di sekelilingnya. Bagaimana dengan ilmuwan? Para ilmuwan lebih menggunakan teori mereka sehingga ego mereka sangat rentan.

Bukan berarti kaum sosialis selalu baik. Mereka sering menggunakan kata "biasanya" yang bagi para ilmuwan sangat dihindari. Tapi, tentu saja para ilmuwan ini selalu saya katakan sebagai orang yang lemah.

Kaum sosial cenderung lebih berani karena mereka bisa mengendalikan ego mereka dengan sangat indah. Ilmuwan lebih suka untuk mengutarakannya di belakang musuh.

Bagi para rekan - rekan yang ingin jadi ilmuwan, ingatlah kalau ilmu kalian itu tak lebih dari sekedar omong kosong belaka. Yang dibutuhkan dalam hidup ini adalah praktisnya. Mengejar nilai untuk masa depan adalah alasan orang yang bahkan tidak pantas untuk hidup. Pahami apa yang kalian peroleh, Pedulikan sekitar, gunakan itu untuk penerapan dalam hidup kalian. Lanjut . . .

Senin, 17 Mei 2010

Intro

Paras mentari yang tak pernah bosan menyinari bumi ini
Mengisyaratkan sebuah kehidupan bak perahu yang membawa gen
Berlalu mengitari lautan masalah
Sebuah mozaik yang tak ternilai

Progresif

Tak berujung

Tak jelas pula awalnya . . . Lanjut . . .

Jurus Jitu Menang Main Kartu (terutama di HIMATIKA)

Welcome back.

Disini, saya sangat sering menjuluki diri saya sang dewa kartu (karena saya punya jurus yang jarang dipunyai oleh kebanyakan orang).
Yah, berhubung saya ini baik hati saya mau berbagi beberapa jurus jitu untuk memenangkan sebuah permainan kartu.
Emm, ini untuk permainan poker. Kalau butuh yang lain, bisa berguru langsung kepada saya. Tapi ya nggak gratis juga..haha

Please welcome, here is my skill :
  1. Social. dimaksudkan bahwa kita harus bisa membaur dengan lawan - lawan kita. Yah, secara otomatis, kita harus mengenal dulu kepribadian lawan. Kenali tipe permainannya.
  2. Counting. Kartu yang digunakan umumnya 52 kartu. Tetap fokus untuk selalu menghitung berapa kartu yang sudah keluar, kartu apa yang belum keluar dan semacamnya.
  3. Dare. Beranilah untuk selalu menantang lawan anda. Ini dapat membuat laawan anda drop.
  4. Hand Fake. Tipuan tangan???yah, ini bisa berguna untuk mengetahui kartu milik lawan.
  5. Provocation. Provokasi lawan akan kartu yang akan kita keluarkan. Sangat dianjurkan untuk tidak berbohong!!!
  6. Intimidation. Ini yang sangat susah sekali dilakukan. Benar - benar butuh kemampuan seorang DEWA untuk melakukannya.
Yah,itu beberapa dari skill saya. Belum saya ungkapkan semua karena saya belum pensiun dari main kartu. hahaha...
Silahkan dipelajari dan dipraktekkan. Kalau masih kalah, ya itu memang anda saja yang DUNGU ...
HAHAHAHAHAHA Lanjut . . .

Paradigma suatu kebiasaan

Bagi masyarakat Indonesia pasti mengerti sebagian "kebiasaan" warga negaranya. Mulai dari membenarkan suatu perilaku yang mematikan dengan alasan kepepet sampai menabung uang negara di saku sendiri(biasanya kita kenal dengan nama korupsi).
Yah,emang bukan suatu hal yang baru dalam kepribadian bangsa Indonesia. Panorama seperti ini bisa dikatakan sudah merupakan suatu hal yang biasa.

Disini, saya memang hanya mahasiswa Matematika di salah satu perguruan tinggi negeri di kota Yogyakarta. Akan tetapi,itu tidak berarti bahwa kerjaan saya hanya membaca buku penuh dengan teori - teori yang membosankan(bisa dikatakan hampir tidak pernah..haha). Sepert mendapat bisikan dari setan, saya selalu saja mengomentari apa yang terjadi di sekitar saya. Dibilang kritis ya nggak juga sih,soalnya saya masih sering nggak peduli juga.

Langsung aja deh ke pokok pembahasan yang mau saya ulas.

Terinspirasi dari final Thomas Cup kemarin. Betapa menggairahkannya pertandingan itu sampai - sampai adrenalin yang menonton pun ikut terpacu. Bagaimana tidak, ketika perwakilan dari sang putra negara bertanding demi nama bangsa kita yang tercinta harus bersusah payah demi menjunjung tinggi kehormatan negara ini. Memang ga cuma bulutangkis sih, sepakbola pun pasti juga mengundang rasa yang sama.

Begitu dipujanya para pemain badminton kita, diberikan dukungan penuh dari seluruh rakyat bangsa Indonesia. Betapa nasionalis para pendukung tersebut. Bersorak gembira ketika tim Indonesia mencetak angka dan bergemuruh ricuh ketika Cina yang memperoleh angka.

Kalau kita perhatikan, banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh wasit. Ada yang merugikan dan tentu saja ada yang menguntungkan. Ketika kita dirugikan, tidak jarang cercaan dan caci maki terlontar dari kubu Indonesia. Kalau diuntungkan??? Yah,tentu saja, mereka semua terdiam seolah tak terjadi apa - apa. Apakah ini yang dimaksud sportivitas??? Alangkah baiknya kalau kita renungkan (renungkan sendiri aja ya).

Kembali lagi ke atas (Nasionalis). Ketika ada suatu pertandingan seperti ini, bisa dikatakan seluruh rakyat Indonesia langsung memberikan dukungan penuh. Bagaimana kalau dengan tindakan memalukan seperti menjaga kebersihan sampai yang paling tidak senonoh, KORUPSI ???

Yah,tidak usah ditanya lagi, jangankan mendukung, malah kadang - kadang kita sering melakukannya. Seolah - olah bangsa Indonesia hanya dipandang lewat olahraga.

Seperti kata saya beberapa waktu yang lalu : "penuh dukungan buat Indonesia ketika bertanding badminton,tapi sama sekali tak acuh akan perusakan yg dilakukan di negeri tercinta ini...ironis,menyedihkan"

Saya bukan orang suci yang selalu benar dalam tindakan, tapi saya masih punya akal untuk berpikir. Yah,semoga ini bisa menambah referensi kita akan panorama Indonesia.

Lanjut . . .